Afridwati Tegaskan, Ini semua Sesuai Keputusan Internal Partai Jika dirinya Mundur Dari DPRK terpilih
BANDA ACEH:Kontestasi Pilkada di Simeulue semakin memanas, dengan munculnya berbagai isu yang mencoba menjatuhkan pasangan calon tertentu. Namun, Afridwati, Ketua DPD II Partai Golkar Simeulue, dengan tegas membantah tudingan miring yang dialamatkan kepadanya. Menurut Afridwati, langkahnya untuk maju sebagai calon bupati Simeulue sepenuhnya merupakan hak pribadi yang didasarkan pada keinginan masyarakat serta proses yang sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar.
“Keputusan ini murni dari partai. Sebagai Ketua DPD II Golkar Simeulue, saya memastikan bahwa langkah yang saya ambil sesuai dengan aturan partai. Ini adalah hak saya sebagai pribadi yang dipercaya oleh masyarakat dan didukung oleh Partai Golkar,” ujar Afridwati saat diwawancarai di Banda Aceh, Jumat (7/9).
Afridwati, yang saat ini sebagai anggota DPRK Simeulue terpilih, mengungkapkan bahwa keinginannya untuk maju sebagai calon bupati didasarkan pada aspirasi masyarakat. “Saya maju bukan karena ambisi pribadi, tapi atas keinginan masyarakat Simeulue yang ingin melihat perubahan nyata di daerah ini. Sebagai anggota DPRK terpilih, saya merasa punya tanggung jawab untuk membawa aspirasi ini ke tingkat yang lebih tinggi,” tambahnya.
Terkait kemungkinan adanya pergantian kursi di DPRK jika dirinya terpilih sebagai bupati, Afridwati menjelaskan bahwa proses tersebut sepenuhnya diatur oleh AD/ART Partai Golkar. “Jika saya harus meninggalkan kursi DPRK, pengganti saya akan ditentukan berdasarkan perolehan suara terbanyak berikutnya. Ini semua sudah diatur dalam AD/ART partai, dan saya yakin prosesnya akan berjalan sesuai aturan yang berlaku,” jelasnya.
Menanggapi isu yang menyebutkan bahwa penggantinya kemungkinan adalah seorang non-Muslim, Afridwati menegaskan bahwa hal tersebut tidak seharusnya menjadi masalah. “Kita hidup di negara demokratis yang menjunjung tinggi kesetaraan. Setiap warga negara Indonesia, tanpa melihat latar belakang agama, memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Jadi, siapapun yang menggantikan saya, selama memenuhi syarat dan aturan, itu sah-sah saja,” tegasnya.
Afridwati juga mengingatkan masyarakat Simeulue untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang sengaja diembuskan untuk memecah belah. Menurutnya, Pilkada harus dijadikan momentum persatuan, bukan sebaliknya. “Saya berharap masyarakat tidak terpancing oleh pihak-pihak yang mencoba memecah belah. Mari kita bersama-sama menjaga persatuan dan menuju kemenangan yang kita harapkan bersama,” imbaunya.
Selain itu, Afridwati menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan selama ini. Ia berjanji akan terus berjuang untuk kesejahteraan masyarakat Simeulue jika terpilih menjadi bupati.
“Perjalanan ini bukan tentang saya, tapi tentang kita semua. Saya mohon doa dan dukungannya agar kita bisa membawa Simeulue ke arah yang lebih baik,” pungkas Afridwati.(RED)