TIM Survei Alternatif: Darni M. Daud Unggul di Aceh
BANDA ACEH – Lembaga Alternatif Indonesia (AI) baru saja merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan bahwa Prof. Darni M. Daud, mantan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), unggul dibandingkan dengan kandidat gubernur Aceh lainnya. Dari survei yang dilakukan, Darni Daud berhasil meraih 32% dukungan, mengungguli calon lain seperti Muzakkir Manaf (30%), Bustami Hamzah (20%), dan Fadlullah Dek Fad (18%). Hasil ini memperkuat posisi Darni Daud sebagai kandidat terkuat dalam pemilihan gubernur Aceh mendatang.
Fajarul Arwalis, Direktur Lembaga Alternatif Indonesia, menyatakan bahwa tingginya elektabilitas Darni Daud mencerminkan keinginan masyarakat Aceh akan sosok pemimpin yang berpendidikan tinggi dan berpengalaman internasional. “Masyarakat Aceh saat ini sangat merindukan pemimpin yang tidak hanya mampu memahami konteks lokal, tetapi juga memiliki wawasan global. Darni Daud dengan latar belakang akademisnya dan pengalaman memimpin universitas terkemuka, menjadi pilihan yang tepat,” ungkap Fajarul.
Lebih lanjut, Fajarul menambahkan bahwa masyarakat Aceh saat ini sedang mencari perubahan yang signifikan. “Aceh berbeda dengan provinsi lain. Masyarakat Aceh menginginkan perubahan maksimal, dan Darni Daud adalah sosok yang mampu memberikan itu. Kiprahnya selama memimpin USK serta pengalaman di berbagai organisasi menunjukkan kapasitasnya untuk membawa Aceh ke arah yang lebih baik,” tambahnya.
Survei ini menggunakan metode survei pendamping, yang memungkinkan tim untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di lapangan. Metode ini sangat efektif dalam menggali pandangan masyarakat secara mendalam dan akurat. Teknik yang digunakan dalam survei ini adalah multistage random sampling, yang memastikan bahwa setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi responden, sehingga hasil survei ini dapat dianggap sebagai representasi yang akurat dari pendapat masyarakat Aceh secara keseluruhan.
Fajarul juga menekankan bahwa Darni Daud memiliki basis dukungan yang luas, termasuk dari kalangan abu-abu dayah, perempuan, dan milenial. “Dukungan dari berbagai segmen masyarakat ini menunjukkan bahwa Darni Daud bukan hanya populer di kalangan intelektual, tetapi juga diakui oleh masyarakat luas,” jelas Fajarul.
Proses pengumpulan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden, menggunakan kuesioner yang dirancang secara khusus. Pewawancara yang dilibatkan adalah mahasiswa semester akhir yang telah mendapatkan pelatihan intensif, sehingga mereka mampu mengumpulkan data dengan akurat dan konsisten.
Dalam konteks politik lokal dan nasional, Fajarul mencatat bahwa isu-isu yang sedang berkembang turut mempengaruhi preferensi masyarakat. “Isu-isu nasional yang berdampak pada Aceh membuat masyarakat semakin selektif dalam memilih pemimpin mereka. Darni Daud, dengan kombinasi pengalaman lokal dan internasional, muncul sebagai sosok yang dianggap mampu menghadapi tantangan tersebut,” katanya.
Untuk memantapkan langkahnya dalam kontestasi ini, Darni Daud telah mendaftarkan diri ke enam partai nasional serta satu partai lokal, yaitu PAS, Nasdem, PKB, PAN, Gerindra, dan PPP. “Kami berharap partai-partai ini dapat membaca tanda-tanda zaman dan memberikan dukungan kepada Darni Daud, yang jelas memiliki kapasitas untuk membawa Aceh menuju perubahan,” ujar Fajarul.
Selain metode yang digunakan, kendali mutu dalam survei ini juga menjadi perhatian utama. Setiap pewawancara mendapatkan pelatihan intensif sebelum terjun ke lapangan, dan proses wawancara dilakukan kontrol dengan pengecekan ulang minimal 20 persen dari seluruh responden. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan valid dan representatif.
Pendampingan juga diberikan kepada pewawancara selama proses survei berlangsung, guna memastikan bahwa proses pengumpulan data berjalan lancar dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan prosedur ini, hasil survei diharapkan dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai preferensi masyarakat Aceh.
Hasil survei ini mengindikasikan bahwa Darni Daud merupakan pilihan utama masyarakat Aceh. “Elektabilitas Darni Daud yang mencapai 32% menunjukkan bahwa masyarakat Aceh lebih cenderung memilih pemimpin yang berpendidikan tinggi dan memiliki visi yang jelas untuk masa depan Aceh,” kata Fajarul.
Sebagai sosok yang memiliki rekam jejak kuat di bidang pendidikan dan pengalaman internasional, Darni Daud dianggap sebagai pemimpin yang paling siap untuk membawa Aceh ke arah yang lebih baik. “Masyarakat Aceh membutuhkan perubahan, dan Darni Daud adalah orang yang dapat membawa perubahan tersebut,” tutup Fajarul.
Survei ini juga mencerminkan bahwa Darni Daud memiliki basis dukungan yang luas, tidak hanya dari kalangan intelektual, tetapi juga dari masyarakat umum. Dengan dukungan ini, Darni Daud diharapkan dapat membawa Aceh menuju masa depan yang lebih cerah, dengan pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan yang merata.
Fajarul mengakhiri dengan pernyataan bahwa survei ini menunjukkan potensi besar Darni Daud untuk memenangkan kontestasi pemilihan gubernur Aceh. “Dengan elektabilitas yang tinggi dan dukungan luas dari berbagai kalangan, Darni Daud adalah sosok yang paling siap untuk memimpin Aceh menuju perubahan yang diinginkan oleh masyarakat,” pungkasnya.(H)